Berkat Pendekatan Ceria Siswa Sulit Membaca Berhasil Literat

14 Juli 2025 | Berkat Pendekatan Ceria Siswa Sulit Membaca Berhasil Literat


Singaraja, Humas - Program Gerakan Literasi yang diinisiasi oleh Institut Mpu Kuturan (IMK) Singaraja menunjukkan hasil nyata. Di SDN 6 Tejakula, Kecamatan Tejakula, pendampingan yang dilakukan terhadap empat orang siswa yang kesulitan berinteraksi dan mengeja kata, kini sudah mampu membaca dengan baik

Program ini sudah dimulai sejak 20 Juni lalu. Awalnya, Dinas Pendidikan pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng hanya merekomendasikan satu orang yang mengalami kesulitan dalam membaca. Kemudian dari pihak sekolah menyebut jika ada tiga siswa lainnya yang juga membutuhkan pendampingan yang sama.

Empat siswa ini sebelumnya hanya mengenal huruf dan kesulitan dalam berkomunikasi, kini menunjukkan kemajuan signifikan. Hingga pertengahan Juli, keempatnya telah mampu membaca dan menulis dengan lancar, serta mulai percaya diri dalam berinteraksi.

Keberhasilan ini tak lepas dari dedikasi para mahasiswa pendamping dari Institut Mpu Kiuturan (IMK) yang menerapkan pendekatan pembelajaran inovatif dan humanis. Mereka menggunakan metode belajar yang menyenangkan, seperti menggambar, menulis cerita, dan bermain peran sebagai sarana meningkatkan minat baca dan keberanian siswa.

Dosen pendamping Gerakan Literasi IMK, Ni Rai Vivien Pitriani, menjelaskan bahwa tantangan utama dalam proses pembelajaran bukan semata-mata pada aspek akademik, melainkan juga psikologis.

“Faktor penghambat kesulitan membaca itu banyak, terutama lingkungan. Dari cerita anak, ia sering diejek oleh teman-temannya. Dia jadi malu, takut, dan cenderung menarik diri. Fokus belajarnya juga jadi terganggu. Anak seperti ini butuh pendekatan emosional yang hangat,” ujar Vivien.

Dengan kesabaran dan metode pembelajaran yang disesuaikan, para mahasiswa IMK berhasil membangun rasa percaya diri siswa. Pendekatan yang digunakan tidak hanya mengajarkan keterampilan baca-tulis, tapi juga menyentuh sisi psikologis anak.

“Mahasiswa menerapkan pembelajaran yang ceria dan kreatif. Kami tidak memaksa, tapi mengajak mereka bermain sambil belajar, bercerita, menggambar, lalu menuliskannya. Hasilnya sangat terasa,” tambahnya. (hms)