Institut Mpu Kuturan Jalin Kerja Sama Internasional, Sinergikan Seni, Budaya, dan Teknologi AI

13 Oktober 2025 | Institut Mpu Kuturan Jalin Kerja Sama Internasional, Sinergikan Seni, Budaya, dan Teknologi AI


Singaraja, Humas — Institut Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan (IMK) Singaraja memperluas jejaring akademiknya ke tingkat internasional. Kampus yang baru saja menyandang Institut ini resmi menjalin kerja sama dengan empat perguruan tinggi luar negeri dan nasional, yaitu Sarasas Suvarnabhumi Institute of Technology (SSVIT) Thailand, Far Eastern University, Cavite, Filipina, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Universitas Negeri Surabaya.

Kerja sama ini menjadi bagian dari upaya IMK memperkuat kolaborasi lintas negara dalam bidang seni, budaya, bahasa, dan teknologi digital. Rombongan IMK dipimpin oleh I Putu Ardiyasa, didampingi oleh I Nengah Juliawan dan Erman Rizky Dewa Suprapta, yang sekaligus tengah melaksanakan penelitian bertema SAKTI (Sastra Animasi Interaktif), Transformasi Digital Cerita Tantri pada Pendidikan Tinggi.

Menurut I Putu Ardiyasa, kolaborasi ini menjadi langkah strategis bagi IMK untuk menghadirkan pembelajaran berbasis global tanpa meninggalkan akar budaya lokal Bali.

“Kami ingin mempertemukan nilai-nilai luhur budaya dan agama Hindu dengan perkembangan teknologi modern. Melalui kerja sama ini, IMK membuka ruang bagi pertukaran pengetahuan di bidang seni, budaya, bahasa, hingga kecerdasan buatan (AI),” ujar Ardiyasa, Senin, 13 Oktober 2025

Kolaborasi tersebut telah ditindaklanjuti melalui sejumlah kegiatan konkret, antara lain workshop seni Kecak di Sarasas Witaed Bangbon School, Bangkok, serta diseminasi hasil penelitian dosen IMK dalam Konferensi Internasional di SSVIT Thailand.

Ke depan, nota kesepahaman (MoU) antara IMK dan SSVIT akan difokuskan pada pengembangan kurikulum global dan riset bersama di bidang teknologi dan seni budaya. Program-program yang akan dijalankan mencakup pertukaran mahasiswa, kuliah umum daring lintas kampus, serta program “Kemah Budaya” di Bali Utara sebagai sarana pembelajaran bahasa, seni, dan kearifan lokal bagi mahasiswa internasional.

“Kami menyiapkan model pertukaran mahasiswa yang tidak hanya belajar di kelas, tapi juga mengalami langsung kehidupan budaya Bali. Sementara mahasiswa IMK akan berkesempatan ke Thailand untuk mengikuti pementasan kolaboratif, seminar internasional, dan belajar AI selama satu semester,” jelas Ardiyasa.

Kerja sama internasional ini juga menjadi simbol langkah maju IMK dalam memperluas cakrawala akademik. Di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat, IMK berupaya memadukan AI dan nilai-nilai spiritual Hindu untuk melahirkan inovasi pendidikan yang berkarakter.

“Kami ingin membuktikan bahwa transformasi digital tidak harus menjauhkan kita dari akar budaya. Justru dengan pemahaman spiritual dan seni, kita bisa menciptakan teknologi yang lebih manusiawi,” kata Ardiyasa.

Sementara itu, Presiden SSVIT, Dr. Anusor Nampradit, menyambut baik kerja sama ini dan menilai kemitraan dengan IMK sebagai langkah penting dalam memperkuat jejaring riset antarnegara.

“IMK possesses remarkable strength in culture and spiritual values, while we focus on the development of technology and artificial intelligence. This collaboration is not merely about research, but also about understanding how humanity and culture can coexist harmoniously with technology. (IMK memiliki kekuatan luar biasa dalam budaya dan nilai spiritual, sedangkan kami fokus pada pengembangan teknologi dan AI. Kolaborasi ini bukan hanya tentang penelitian, tetapi juga tentang memahami bagaimana manusia dan budaya bisa hidup berdampingan dengan teknologi),” ungkap Dr. Anusor.

SSVIT sendiri merupakan kampus berbasis teknologi di Thailand yang memiliki dosen dan mahasiswa dari berbagai negara di Asia dan Eropa. Menurut Dr. Anusor, kerja sama dengan IMK diharapkan dapat memperkuat dialog lintas budaya serta menciptakan riset kolaboratif yang adaptif terhadap kemajuan teknologi global.

“(Through this collaboration, we are not only sharing knowledge but also building a shared understanding of the human role in an increasingly digital world. (Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun pemahaman bersama tentang peran manusia dalam dunia yang semakin digital,” ujarnya. (hms)