Institut Mpu Kuturan Perkuat Kolaborasi Akademik dengan UPMI Bali
24 Oktober 2025 | Institut Mpu Kuturan Perkuat Kolaborasi Akademik dengan UPMI Bali
Singaraja, Humas — Institut Mpu Kuturan (IMK) memperluas jejaring akademik melalui kerja sama dengan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali. Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di Aula Gedung Rektorat Kampus Menjangan, Jumat 24 Oktober 2025.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Rektor IMK, Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A., dan dari pihak UPMI Bali diwakili oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. I Made Sujaya, S.S., M.Hum.
Kerja sama ini meliputi kegiatan yang mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mulai dari pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, hingga pengembangan kompetensi sumber daya manusia, pertukaran tenaga ahli, serta berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, workshop, guest lecture, dan pengelolaan jurnal.
Rektor Prof. Suwindia, menyebut bahwa kemitraan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat peran kampus dalam pembangunan masyarakat Bali Utara. “Kami tidak ingin kerja sama ini berhenti di atas kertas. Ke depan, hasil penelitian dan pengabdian dosen akan diarahkan langsung pada pemberdayaan masyarakat, terutama di desa-desa binaan. Ini sejalan dengan semangat Tri Dharma, bahwa ilmu harus memberi manfaat nyata bagi umat dan masyarakat luas,” ujarnya.
Ia menambahkan, kerja sama dengan UPMI Bali juga membuka ruang baru bagi kolaborasi lintas bidang. “Kami ingin menghadirkan sinergi antara ilmu, seni, dan budaya Hindu. Kolaborasi ini akan menjadi wadah untuk mengembangkan pembelajaran kreatif dan kontekstual, serta memperluas jaringan akademik antarperguruan tinggi di Bali,” kata Suwindia.
Sementara itu, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UPMI Bali, Dr. I Made Sujaya, menilai kerja sama ini tidak hanya memperkuat hubungan kelembagaan, tetapi juga memberi dampak langsung pada masyarakat. “Tindak lanjut dari MoU ini akan kami realisasikan melalui pelatihan seni dan bahasa berbasis kearifan lokal. Kami juga berencana melaksanakan workshop budaya di desa-desa, agar masyarakat bisa ikut belajar, berkreasi, dan menjaga warisan budaya mereka sendiri,” ungkap Sujaya.
Menurutnya, kerja sama lintas kampus di Bali ini menunjukkan semangat kolaborasi yang baik di dunia pendidikan tinggi. “Kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang kolaborasi. Dengan kerja sama seperti ini, kita bisa bersama-sama menciptakan perubahan sosial yang berakar pada nilai budaya dan spiritualitas Hindu,” imbuhnya. (hms)
