Lima ASN Institut Mpu Kuturan Dilantik Bersama 13 Ribu PPPK Kemenag, Menag Tekankan Nilai “High Tech dan High Touch”
24 Oktober 2025 | Lima ASN Institut Mpu Kuturan Dilantik Bersama 13 Ribu PPPK Kemenag, Menag Tekankan Nilai “High Tech dan High Touch”
Singaraja, Humas — Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar melantik 13.224 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II Non-Optimalisasi pada Kamis, 23 Oktober 2025 secara daring. Dari jumlah tersebut, lima ASN diantaranya berasal dari Institut Mpu Kuturan (IMK).
Pelantikan ini tak hanya menjadi seremoni administratif, tetapi juga momentum penguatan nilai-nilai kemanusiaan. Pasalnya, sebelum dilantik, seluruh PPPK diwajibkan mengikuti kegiatan berbagi bantuan sosial berupa bahan kebutuhan pokok, perlengkapan sekolah, dan bantuan lain bagi masyarakat kurang mampu, anak yatim, dan lansia di wilayah masing-masing. Kegiatan ini menjadi simbol pengabdian awal para ASN sebelum mengemban amanah pelayanan publik.
Dalam arahannya, Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ASN Kemenag harus menjadi aparatur yang unggul secara teknologi sekaligus berjiwa empatik. “ASN Kemenag tidak cukup hanya high tech, menguasai teknologi informasi dan sains, tetapi juga harus high touch, memiliki pendekatan kemanusiaan, pelayanan yang ramah, penuh cinta, dan memberi kesan baik bagi masyarakat,” ujar Nasaruddin.
Ia menambahkan, ASN tidak boleh bersikap pasif dalam memberikan layanan publik. “ASN tidak patut hanya berdiam diri menunggu masyarakat mendatangi dirinya untuk memperoleh layanan. Jemputlah layanan itu, dan jika diperlukan, jadilah solusi bagi masyarakat itu sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor Institut Mpu Kuturan, Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A., menyampaikan apresiasi atas pelantikan tersebut dan menegaskan bahwa nilai-nilai yang disampaikan Menteri Agama sejalan dengan spirit yang tengah dikembangkan di IMK.
“Kami bangga karena lima ASN dari Institut Mpu Kuturan ikut dilantik dalam momentum bersejarah ini. Nilai high tech dan high touch akan kami jadikan inspirasi dalam membangun kebijakan kampus, bagaimana sivitas akademika tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan spiritual dalam melayani masyarakat,” ujarnya di Singaraja.
Menurut Prof. Suwindia, semangat pelayanan berbasis kemanusiaan yang ditekankan Menag menjadi landasan penting dalam mengembangkan kultur kerja akademik di Institut Mpu Kuturan, terutama dalam konteks pendidikan Hindu yang menekankan keseimbangan antara pengetahuan, moralitas, dan pengabdian. (hms)
